Objek Wisata Mendunia "Lembah Harau", Malangnya Nasibmu ! - Mediapolisi.id
PATROLI

Objek Wisata Mendunia “Lembah Harau”, Malangnya Nasibmu !

mediapolisi.com- Seyogya pemerintahan Sumatera Barat, Pemkab Limapuluh Kota plus steakholder agar rumuskan baru, terkait pengelolaan tiga Destinasi Pariwisata andalan Sumatera Barat, yang berada di Luak Limopuluh Kota, yakni Fly over Kelok 9, Lembah Harau serta Peternakan Sapi Padang Mengatas, gaungnya mendunia itu.

Pasalnya pesona menakjubkan serta daya tarik yang menggetarkan seantero dunia itu, namun bila mengutip penuturan wisatawan nusantara serta internasional setelah mengunjungi tiga destinasi tersebut terkesan berbanding terbalik manajemen pengelolaannya.” Jauh Panggang dari Api” ?

Setidaknya, seperti dikeluhkan wisatawan Hendriyusman dan H.Jumrah Sulaiman, warga minang yang menetap di Bandung dan Jakarta, setiap ke Sumatera Barat selalu menyempatkan kunjungan diantaranya ke Fly Over Kelok 9 dan Lembah Harau, diakuinya memiliki pesona alam yang menakjubkan itu, namun terkesan berbanding terbalik, minus sentuhan manajemen pengelolaannya atau dari stokeholdernya.

Dipaparkan Hendriyusman yang mengaku berasal dari Padang Panjang, setiap kepulangan dia dan keluarga ke ranah Minang ini, selalu sempatkan kunjungi dua objek wisata alam, kataya menggetarkan dunia itu, ternyata tidak dibarengi sentuhan pelayanan dari stokeholder terkait terhadap pelayanan, bahkan dituduhkan Hendri sangatlah amburadul, demikian ungkapnya.

Juga dipaparkan H.Jumrah Sulaiman, yang mengaku dari Pesisir Selatan, juga menetap di Jakarta, setiap pulang kampung, tetap terpanggil dengan pesona alam Lembah Harau, namun sangat kecewa dengan pelayanan dari petugas yang terkesan serampangan bahkan seronok sejak mulai memasuki gerbang penjualan tiket masuk.

Keluhan wisatawan itu, publik luas, khususnya para wisatawan yang pernah berkunjung ke objek wisata Lembah Harau, tentunya mempertanyakan kebijakan Pemerintahan Kabupaten Limapuluh Kota serta Dinas terkait, “kok terkesan tutup mata atas amburadul serta serampangan pelayanan petugas sejak mulai pintu gerbang masuk ke objek wisata alam Lembah Harau itu, ujarnya bertanya kepada wartawan, beberapa hari lalu mengisi waktu libur Idul Fitri 1440 H.

BACA JUGA :  Operasi Cipkon, Polsek Tompaso Baru Sita Miras

Wartawan juga bersama keluarga tentunya bisa bisu sembari berfikir, sampai kapankah dugaan kesemrawutan serta amburadulnya suguhan pelayanan dari petugas jadi perhatian pihak terkait. Ataukah mungkin tidak profesional manejerial Dinas terkait..?

Selain itu, berdasarkan catatan wartawan, disinyalir akar persoalannya telah sejak lama dituduh Miliaran penggelapan pemasukan ke Kas Daerah, dari penjualan karcis masuk ke kawasan Lembah Harau itu terkesan terjadi pembiaran.

Seperti yang diekspose portal online sumbar.auditpos.com serta sergapnews.15/7 lalu, baca ” Pengelolaan Objek Wisata Lembah Harau Amburadul. Miliar Rupiah Pemasukan ke Kas Daerah di Pungli”, menurut publik terkesan dipelihara, dan Tim Saber Punglinya, disebutkan ” Kura-kura Dalam Perahu”, demikian sebuah sumber.

Dimana ocehan serta makian yang dialamatkan ke masyarakat dua Nagari, Tarantang dan Harau, dituduhkan seenak perutnya lakukan pemerasan bagi wisatawan yang ingin memasuki kawasan wisata Alam Lembah Harau. Padahal tuduhan pemerasan ala petugas pintu gerbang tersebut, adalah petugas Tenaga Harian Lepas ( THL), yang dibawah kendali Dinas Pariwisata Kab. Limapuluh Kota.

Menurut sumber terpercaya akui, benar yang mereka ketahui 4 petugas THL penjaga pintu gerbang tersebut konon dikoordinir oknum. Mulyadi, adalah warga setempat, dituduhkan lakukan pemerasan alias pungutan liar kepada wisatawan baik yang datang bersama keluarga ( mobil pribadi) juga tidak sedikit yang berombongan ( Bis Pariwisata), hanya disodori 1 satu karcis yang diselipkan di depan kaca mobil, namun pungutannya oleh petugas Rp.5000 x 6 orang ( penumpang mobil pribadi ).

Sementara, bagi wisatawan yang datang berombongan dengan Bis Pariwisata menengah dan besar, karcis juga disodorkan satu. Sedangkan pungutan dimintakan sebesar Rp.1.500.000/ mobil ( Bis Pariwisata Menengah dan Besar),

Setidaknya dari data yang terhimpun jumlah pengunjung objek wisata Harau, sejak Senin- Minggu petugas pintu gerbang berhasil mengumpulkan pemasukan senilai Rp.300Juta. Tentunya, pemasukan ke kas daerah setahunnya bila di kali 52 minggu terkumpul senilai Rp.1.560.000.000

BACA JUGA :  Polresta Palangka Raya Gelar Press Release Penganiayaan dan Curanmor

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olah Raga Kab. Limapuluh Kota, Nengsih menjawab wartawan,” Untuk pengelolaan di Sarasah Bunta yang seakan kampung Italia ya itu bukàn kawasan milik Pemda. Itu punya pak H. Cai. Memang banyak kritikan bahwa hilang keaslian Harau. Kita sudah bicarakan dengan pengelolanya . Yang mana dilokasi itu dulunya semak belukar yang tidak dilirik oleh wisatawan . Sekarang sudah dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Harau . Sehingga menggerakan roda perekonomian masyarakat, demikian ulas Nengsih

Dilain pihak, Nengsih tegaskan,”Kita sudah bicarakan dengan pihak propinsi, bahwa untuk zona ke kiri yaitu Aka Barayun tidak kita ciderai, tegasnya.

Dikatakan, sebagaimana kita ketahui untuk destinasi Wisata Harau ini sangat beragam, yakni bukan milik Pemda saja. Tapi kepemilikannya banyak. Ada kepemilikanya masyarakat, BKSDA . Ketika masyarakat atau swasta mendirikan Indusri pariwisata di tanah milik mereka tentu Pemda susah untuk melarangnya. Karena bukan punya pemda begitu parkir mereka di Lahan mereka, ujar Nengsih.

Alibi Nengsih, seperti santer beredar rumor tak sedap, tentang kesemrawutan dan kebocoran pemasukan dari penjualan karcis masuk di pintu gerbang, “kita tidak ada memelihara kebocoran tersebut, tapi kita selalu sampaikan agar dikelola sesuai aturan .kalau terjadi kebocoran itu tanggung jawab mereka, demikian tangkis Kadis.( EB).

Related posts

Ratusan Kayu Ilegal Diamankan Polres Kobar

redaksi

Kapolres Tanjungbalai Mari Sikat Habis Peredaran Narkotika

redaksi

LSM KPK Laporkan Dugaan Mark Up Pengadaan Tanah Kantor Camat Bathin Solapan Bengkalis

redaksi

Leave a Comment