mediapolisi.com, SOLOK SELATAN – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solok Selatan melakukan diskusi bersama awak media, dalam rangka benahi pelayanan terhadap masyarakat pegguna jaringan PDAM.
Pembenahan pelayanan dimulai dari internal perusahaan, hingga melakukan perbaikan sumber air dengan respon cepat. Diskusi ala ‘Lapau’ dilaksanakan di Sekretariat PWI Solsel, Senin (7/5) di Pekonina, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo.

Plt.Direktur PDAM Solsel, Endri Karani, yang baru mengisi jabatan pada awal Maret 2018 itu menyebutkan ketika pertama kali menjabat langsung membuat Fakta integritas dengan seluruh karyawan. Karyawan diberikan tenggat waktu selama dua bulan untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada konsumen. “Bagi karyawan yang tidak bisa sejalan atau tidak mampu, maka dengan sendirinya tertinggal,” ungkapnya didampingi Staff bagian Umum PDAM Solsel, Jafwandi pada awak media.
Ia mengatakan. sebelumnya banyak pelanggan yang mengeluhkan kondisi air PDAM. Mulai dari debit air yang tidak mampu mengalir kedalam bak mandi dan sering air keruh. “Tapi secara bertahap, sekarang air sudah mulai lancar, tekanan airnya juga sudah mulai kuat dan air sudah bersih. Kendati, masih ada dibeberapa titik yang bermasalah. Namun, kita seringkali langsung melakukan distribusi air bersih ke pelanggan, dengan mengantarkannya langsung ke warga terutama untuk kebutuhan minum,” lanjutnya.
Untuk pembenahan internal, PDAM Solsel menerapkan disiplin dalam bekerja, semua karyawan pada Jam 7.30 WIB. sudah berada dikantor untuk mengikuti apel pagi dan saat Dzuhur dan Ashar melakukan salat berjamaah. “Nah, intuk kebiasaan-kebiasaan lama yang merugikan konsumen. Mulai sekarang dilakukan perubahan. Kita juga membuat kotak pengaduan, kalau ada menemukan karyawan PDAM yang bermain curang. Silahkan laporkan ke kami, kami akan tindak tegas. Begitu juga kawan-kawan wartawan silahkan awasi kami,” Ucapnya.
Ia memaparkan, secara umum kondisi PDAM Solsel saat ini berjalan tertatih. Belum sampai kondisi ‘stabil’. Secara keuangan, banyak tunggakan dan tagihan hutang yang mesti dibayar. “Pajak, iuran BPJS kesehatan dan BPJS ketenagakerjaan karyawan, dan sejumlah tagihan lainnya, terus berdatangan. Sebagian telah bisa kita bayar, sebagian masih menunggu hasil audit dulu. Untuk pemeliharaan dan perawatan jaringan distribusi air minum, juga memiliki sejumlah kendala,” tambahnya.
Menurutnya, beberapa bisa diatasi dengan sumberdaya yang ada, beberapa lainnya mesti melalui perbaikan berat dan memerlukan perencanaan lebih lanjut. “Beberapa bahkan terpaksa menyerah, karena menyangkut kondisi alam. Jaringan distribusi yang bisa diatasi, sebagian besar adalah menyangkut kebocoran pipa dan kerusakan meteran pelanggan, “ini setiap ada laporan, bisa lansung diatasi,” tegasnya.
PDAM biasanya mengatasi itu dengan menutup sementara pipa distribusi sumber air berkaitan. “Hanya itu satu-satunya cara yang bisa dilakukan sejauh ini. Langkah itu, selain mengantisipasi masuknya air keruh ke pelangggan, juga untuk menjaga saringan air yang dibuat supaya tidak tertutup lumpur. Kita berharap, dengan berbagai upaya tersebut, masyarakat akan bisa memiliki perasaan ikut memiliki PDAM dan memberikan dukungannya,” harapnya.
Saat ini PDAM Solsel memiliki 10.600 pelanggan, dari total pelanggan yang terdaftar tersebut hanya sekitar 5.700 yang membayar rutin. Terbagi atas 4 unit dan satu kantor pusat dengan jumlah karyawan 65 orang. “Kehilangan air dan los meter cukup banyak, secara bisnis merugi tapi kita benahi dulu pelayanan demi kepuasaan pada pelanggan baru setelah itu bisa tegas,” tutupya. (Zaki)