Ilustrasi tersangka kasus Narkoba perlihatkan barabg bukti.
PADANG PANJANG, mediapolisi.com – Posisi kota Padang Panjang (Papa) sebagai daerah transit memang rawan dengan peredaran narkoba, tetapi kini operasi para bandar diterangai di pinggiran kota saja.
Kapolres Padang Panjang AKBP Cepi Noval, SIk Sutan Bagindo Rajo mengakui aktifitas transaksi narkoba di wilayah kerjanya belum terhenti total sejak ditangkapnya bandar besar di Padang Panjang tahun lalu.
Tetapi, kata Cepi, transaksi mereka sekarang masih dalam skala kecil dan itu pun mereka lalukan di daerah pinggiran kota Padang Panjang yang notabene bukan wilayah kerjanya.
“Itu bisa kita buktikan. Selama tahun berjalan 2019 ini baru 5 kasus yang kita tangani dan itu tidak masuk dalam ketegori besar,” ujar Cepi Noval kepada Mediapolisi.com didampingi para kasat di ruangan kerjanya, selasa kemarin.
Cepi menyatakan saat ini pihaknya sedang terus mencermati perdagangan narkoba di Padang Panjang. Sudah terindikasi satu bandar besar baru setelah Akang ditangkap tahun lalu. Tetapi pemain ini belum mau masuk ke wilayah hukum Polres Padang Panjang.
Siapa dan sebesar apa transaksi narkoba jenis apa yang ditransaksikan bandar besar baru ini, Cepi yang sudah 2,5 tahun memimpin Polres Padang Panjang sampai kemudian anugerahi gelar Sutan Bagindo Rajo oleh suku Sikumbang di Kenagarian Lareh Nan Panjang ini, masih belum mau mengungkapkannya.
“Kita terus pantau. Anggota saya terus mengintip aktifitas bandar besar baru ini. Dia belum berani masuk ke Padang Panjang. Masih dipinggiran kota. Tapi gerak geriknya terus kita monitor,” ujar Cepi.
Kapolres yang dekat dengan kalangan ulama dan ninik mamak di Padang Panjang ini menegaskan dirinya dan seluruh jajaran Polres Padang Panjang bertekad menghapus semua bentuk transaksi narkoba. Sebab kota Padang Panjang adalah pusat pendidikan agama Islam di Sumbar.
Sebagai salah satu stake holder pembangunan kota dari aspek penegakan keamanan, jelas Cepi Noval, jajaran Polres Padang Panjang sangat berharap pemberlakuan zero narkoba di kota Serambi Mekkah itu. Meski lanjut Cepi, hal itu sangat sulit dicapai mengingat posisi kota Padang Panjang sebagai daerah perlintasan.
Kota Padang Panjang adalah kota kecil ketiga di Indonesia. Wilayah kerjanya hanya seluas 44 Km per segi dengan jumlah penduduk kl. 53 ribu jiwa dan hanga punya dua kecamatan yakni Padang Panjang Barat dan Timur.
Tetapi secara demografi posisinya sangat strategis. Kota ini menjadi hub Padang Bukittinggi Tanah Datar dan Solok. Jalur di sini merupakan alternatif kedua bagi daerah Sijunjung Dharmasraya dan Sawahlunto ke Padang dan Pariaman.
Makanya kota yang sekarang dipimpin walikota termuda di Indonesia H. Fadly Amran BBA, 31 tahun, kerap disebut kota tak pernah tidur. Sebab tiga jalur jalan yang ada di kota dingin ini tak pernah berhenti dilalui kendaraan. Dengan demikian kegiatan arus orang ini berpotensi ditumpangi para bandar. (awe)