BUKITTINGGI, mediapolisi.com – Proses pengamatan gerhana bulan total yang dilaksanakan oleh BMKG Padang Panjang di Pelataran Jam Gadang Bukittinggi, dipimpin oleh Ahmad Jaiz selaku kepala markas persiapan sukarelawan dalam menyaksikan malam Gerhana bulan yang akan disaksikan masyarakat.
BMKG pun memfasilitasi pengamatan fenomena alam ini dengan menampilkan hasil pengamatan di sebuah layar besar hari Rabu pada tanggal (31/01) malam.
Kepala BMKG Padang Panjang, Rahmat Triyono menjelaskan gerhana bulan terjadi karena terhalangnya cahaya matahari oleh bumi untuk menerangi bulan. Sehingga pada saat gerhana bulan, posisi matahari, bumi dan bulan berada sejajar
Walikota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias mengungkapkan gerhana bulan total ini merupakan kekuasaan Allah SWT. palang Merah Indonesia (PMl ) ikut Handil dalam pengawasan dan ikut laksanakan shalat khusuf Di Masjid Agung, Pelaksanaan shalat Khusuf di Mesjid Agung tadi sangat ramai. Hal ini bukti warga Bukittinggi cinta Islam dan tingkat kepercayaan kepada Allah semakin tinggi.
“Untuk kegiatan malam ini, PMI mendirikan posko pengamanan untuk antisipasi, Selain itu, untuk warga dan pelajar khususnya dapat dijadikan momentum untuk menambah pengetahun serta menyaksikan langsung fenomena alam yang jarang terjadi
Biasanya dalam satu tahun terjadi dua kali gerhana bulan. Untuk tahun ini, pertama terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 dan diprediksi gerhana bulan kedua terjadi pada tanggal 28 Juli 2018 mendatang.
“Gerhana bulan hari ini mulai terjadi pukul 17.49 WIB. Sedangkan gerhana bulan total terjadi pukul 19.51 WIB dan berakhir pada pukul 21.08 WIB. Durasi gerhana bulan total terjadi selama 1 jam 16 menit, durasi cukup lama dan fenomena langka. Ini terlama di abad ini. Untuk proses secara keseluruhan, gerhana bulan berakhir pada pukul 23.09 WIB,” jelasnya.
Selain pengamatan gerhana bulan total, Rahmad juga mengatakan BMKG Padang Panjang juga mengadakan diskusi terbuka untuk masyarakat yang antusias dengan kehadiran BMKG Padang panjang. Sehingga pengamatan ini sekaligus menjadi sarana edukasi fenomena Gerhana bulan.(Nia/Ana)
