Puncak Hari Santri Nasional, PCNU Jakarta Selatan Gelar Zikir Bersama dan Seminar Virtual

JAKARTA, Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Jakarta Selatan mengelar acara Zikir Bersama dan Seminar Virtual sekaligus puncak peringatan Hari Santri Nasional (HSN) tahun 2020.

Acara yang mengusung slogan ‘Santri Sehat Indonesia Kuat’ tersebut disiarkan secara langsung melalui Channel Youtube RMI PCNU Jakarta Selatan dari Gedung Yayasan Pendidikan Manaratul Islam, jalan Madrasah, Kelurahan Gandaria Selatan, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan.

Webinar Virtual ini diikuti oleh ketua Tanfidziyah PCNU Jaksel, Drs. KH. Abdul Rozak Alwi, Walikota KH. Marullah Matali, Lc., M.Ag, KH.Irfan Zidni, SH, M.Si dan KH Ahmad Rusdi Fathullah, Lc.M.PD.I serta Pembicara utama dan Tauziah KH. Ahmad Muwafiq, juga sejumlah Kyai NU lainnya beserta para santri NU.

Acara dibuka dengan pembacaan tahlil, doa dan pembacaan ayat suci Al Quran dan shalawat Badar. Kemudian dilanjutkan seremonial lagu kebangsaan Indonesia Raya, Mars NU dan Mars Hari Santri Nasional.

Usai acara pembukaan, dilanjutkan dengan kata sambutan dari Walikota Jakarta Selatan KH. Marullah Matali.

Dalam sambutannya, Walikota memberikan apresiasi atas peringatan puncak HSN tahun 2020 yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda dan menyampaikan harapannya agar para santri bisa menjadi pembangkit semangat generasi muda dalam membangun.

” NU dipenuhi mayoritas santri, semuanya memahami mengenai santri dan santren. Pesanteran menjadi benteng terakhir, sehingga tradisi yang sudah ada dapat dipertahankan oleh santri di NU. Semoga santri khususnya di NU, bisa membangkitkan semangat membangun generasi muda” ujarnya.

Acara pun berlanjut dengan sambutan singkat oleh Drs. KH. Abdul Rozak Alwi, yang menyampaikan peran NU dalam mempertahankan keutuhan dan kesatuan NKRI.

Selanjutnya acara diteruskan dengan Webinar sesi pertama yang di isi oleh KH.Irfan Zidni, SH, M.Si. Dalam Webinar ini, KH Irfan Zidni menyampaikan tentang kuatnya hubungan antara Santri dan Kyai.

“Hubungan Santri dan Kyai lebih hakiki dan mendalam dari siswa dan guru. Inilah yang menjadi pembeda antara Santri dan non Santri” ungkapnya

Santri memiliki Khidmah dan Subhah kepada Kyai nya. Khidmah adalah pelayanan, sedangkan Subhah adalah kebersaman atau kedekatan. Dua hal inilah yang menjadi kedekatan santri dengan Kyai, sehingga menjadi kunci sukses berhasilnya resolusi jihad para santri.

“Santri diminta untuk memikirkan dua hal, yaitu agama dan negara. Resolusi jihad saat ini bisa tercipta dan bisa disyukuri dengan adanya Hari Santri Nasional” pungkasnya.

Acara kemudian dilanjutkan dengan Webinar sesi kedua oleh KH. Ahmad Rusdi Fathullah, Lc.M.PD.I yang memaparkan secara singkat tentang pentingnya untuk para santri dalam memahami media sosial untuk menangkal faham radikalisme dan semakin menyebarkan faham Nasionalisme.

Setelah sesi kedua selesai, selanjutnya diisi dengan acara puncak yaitu Webinar sesi ketiga oleh KH.Ahmad Muwafiq yang akrab dikenal sebagai Gus Muwafiq.

Dalam tausiyahnya Gus Muwafiq menyampaikan rasa syukur atas peringatan HSN kali ini yang bersamaan dengan bulan Maulid.

“Alhamdulillah, hari santri kali ini dibarengi dengan bulan Maulid yang berarti diberkahi, karena hingga saat ini kita masih bisa melakukan ajaran dari Nabi Muhammad SAW meski saat kita sangat berjauhan dengan zaman Rasulullah” ungkap Gus Muwafiq.

Gus Muwafiq juga menyampaikan bahwa tingkatan para santri saat ini adalah pengikutnya para Ulama bukan para tingkatnya para sahabat, karena para sahabat itu langsung bertemu dengan Rasulullah. Hal ini kalau tidak difahami bisa memunculkan pemikiran yang menghilangkan kesadaran adanya ruang dan waktu dalam pemahaman Ahlul Sunnah Wal Jama’ah.

‘Semoga dengan peringatan ini, kita semakin menyadari dan memahami bahwa sesuai dengan sejarahnya, kita semua saat ini adalah muridnya para Ulama” terangnya

Setelah semua sesi selesai dilanjutkan dengan foto bersama, acara ditutup dengan pembacaan Sholawat Nabi dan doa.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *